MASIGNASUKAv102
1212694102616477524

Amsal Al-Qur'an

Pengertian Amsal

  • Amsal jama’ dari masal. Kata masal, mislu, dan masil sama dg syabah, syibh dan syabih. 
  • Sastra: Masal adalah suatu ungkapan perkataan yg dihikayatkan dan sudah populer dg  maksud menyerupakan keadaan yg terdapat dalam perkataan itu dg keadaan sesuatu yg  karenanya perkataan itu diucapkan. “Rubba ramyatin min ghayri ramin” (Betapa banyak  lemparan panah yg mengena tanpa sengaja). Pelempar yg biasanya tidak kena. 
  • Orang pertama al-Hakam bin Yagus an-Nagri. Masal kepada orang yg biasanya berbuat  salah yg terkadang berbuat benar. 
  • Masal harus punya Maurid (sumber) yg kepadanya sesuatu yg lain diserupakan. ASAL AMSAL 
  • Masal digunakan untuk keadaan dan kisah yg menakjubkan 
  • “Perumpamaan taman surga yg dijanjikan kpd orang-orang yg bertakwa;Di sana ada  sungai-sungai yg airnya tdk payau dan sungai-sungai air susu yg tdk berubah rasanya, dan  sungai-sungai khamar (anggur yg tdk memabukan) yg lezat rasanya bagi peminumnya, dan  sungai-sungai madu yg murni...(Muhammad: 15) 

Difinisi Amsal

  • Masal menurut Ulama Bayan majaz murakab yg ‘alaqah nya musyabahah jika  penggunaannya telah populer. 
  • Majaz asalnya isti’arah tamsiliyah. Bagi orang yg ragu-ragu “Mengapa aku lihat engkau  melangkahkan satu kaki dan mengundurkan kaki yg lain” 
  • Masal menonjolkan sesuatu makna (yg abstrak) dlm bentuk yg inderawi agar menjadi  indah dan menarik. Tidak perlu maurid dan harus berupa majaz murakab 

Amsal Al-Qur'an

  • Amsal al-Qur’an bukan perkataan-perkataan yg dipergunakan untuk menyerupakan  sesuatu dg isi perkataan itu. 
  • Menonjolkan makna dalam bentuk (perkataan) yang menarik dan padat serta  mempunyai pengaruh mendalam terhadap jiwa, baik berupa tasybih ataupun perkataan bebas  (bukan tasybih) 
  • Ibnul Qayyim, Amsal al-Qur’an “Menyerupakan sesuatu dg sesuatu yg lain dlm hal  hukumnya dan mendekatkan sesuatu yg abstrak dg yg indrawi atau mendekatkan salah satu  dari dua mahsus dg yg lain dan menganggap salah satunya itu sebagai yg lain” 

Ulama Pembahas Amsal

  • Abul Hasan al-Mawardi bukunya “Adab al-Dunya wa al-Din dan Al-Ahkam al Sulthaniyah”. W. 450 H. 
  • Salah satu ilmu Al-Qur’an yang agung adalah ilmu perumpamaan, sayang orang lupa  tentangnya karena disibukan oleh perumpamaannya sendiri, lupa terhadap yang 
  • diumpamakannya, padahal perumpamaan tanpa yang yang diumpamakan seperti kuda tanpa  tali kendali 
  • Al-Suyuthi dalam Al-Itqan. Ibnu al-Qayyim dalam A’lamul Muwaqqi’in. - Abu Isa al-Tirmidzi satu bab dalam kitab Jami’ nya berisi amsal Nabi 40 hadits

Macam-Macam Amsal Al-Qur'an

  1. 1. Amsal Musharahah, yg didalamnya dijelaskan dg lafadz masal atau sesuatu yg  menunjukan tasybih. Seperti (Al-Baqarah:17-20) “Perumpamaan (masal) merka adalah seperti  orang yg menyalakan api, maka setelah api itu menerangi sekelilingnya, Allah menghilangkan  cahaya (yg menyinari) mereka dan membiarkan mereka dlm kegelapan, tdk dapat melihat.  Mereka tuli, bisu dan buta, maka tidaklah mereka akan kembali (ke jalan yg benar). Atau seperti  (orang-orang yg ditimpa) hujan lebat dari langit disertai gelap gulita, guruh dan kilat…  Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu”. Munafiq seperti api (mengandung unsur  cahaya), air (mengandung materi kehidupan) mendapat manfaat tp dicabut cahaya tinggal  membakar. Air kehidupan tp peringatan tidak berbekas. Al-Ra’d: 17 “Allah telah menurunkan  air (hujan) dari langit, maka mengalir air di lembah-lembah menurut ukurannya, maka arus itu  membawa buih yg mengambang. Dan dari apa (logam) yg mereka lebur dalam api untuk  membuat perhiasan atu alat-alat, ada (pula) buihnya seperti buih arus itu. Demikian Allah  membuat perumpamaan, masal, (bagi) yang benar dan batil. Adapun buih itu, akan hilang sebagai  sesuatu yg tidak ada harganya; adapun yg memberi manfaat kpd manusia, maka ia tetap di  bumi. Demikianlah Allah membuat perumpamaan-perumpamaan”. Wahyu diserupakan dg air,  hati lembah. Api memisahkan karat dan logam 

  2. Amsal Al-Kaminah, yg di dalamnya tidak disebutkan dengan jelas lafadz tamsil tetapi  ia menunjukan makna yg indah, menarik dalam kepadatan redaksinya dan mempunyai  pengaruh tersendiri bila dipindahkan kepada yg serupa dengannya. Sebaik urusan adalah  pertengahannya: Al-Baqarah:68, “Sapi betina yg tidak tua dan tidak muda; pertengahan di  antara itu” Al-Furqan:67, “Dan mereka apabila membelanjakan (harta), mereka tdk berlebih -lebihan dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yg  demikian”. Al-Isra’:110, “Dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam slatmu dan jangan  pula merendahkannya, dan carilah jalan tengah di antara kedua itu”. Al-Isra 29 “Dan janganlah  kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan jangan (pula) terlalu mengulurkannya”  Kabar itu tidak sama dg menyaksikan sendiri: Al-Baqarah 260. ”Allah berfirman: ‘Apakah  kamu belum percaya?’ Ibrahim menjawab: ‘Saya telah percaya, akan tetapi agar bertambah  tetap hati saya’”. Sebagaimana kamu telah menghutangkan, maka kamu akan dibayar: Al-Nisa’  123 “Barangsiapa mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahatan  itu”. Orang Mu,min tidak akan disengat dua kali dari lubang yang sama. Yusuf:64 “Bagaimana  aku akan mempercayakannya (Bunyamin) kepadamu, kecuali seperti aku telah  mempercayakan saudaranya (Yusuf) kepadamu dahulu”. 

  3. Amsal mursalah: Kalimat-kalimat bebas yg tidak menggunakan lafadz tasybih secara  jelas, tapi kalimat-kalimat itu berlaku sbg masal: Yusuf:51 “Sekarang ini jelaslah kebenaran  itu”, “Dan rencana yg jahat itu tdk akan menimpa selain orang yg merencakannya sendiri”.  Fathir 43. “Katakanlah: ‘Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing” Al-Isra  84. “Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu” Al-Baqarah 216. “Tiap tiap diri bertanggungjawab atas apa yg telah diperbuatnya”. Al-muddatsir 38. “Tidak sama yang buruk dengan yg baik” Al-Maidah 100 “Betapa banyak terjadi golongan yg sedikit dapat  mengalahkan golongan yg banyak dengan izin Allah” Al-Baqarah 249. 

Faidah-Faidah Amsal

  1. Menonjolkan sesuatu ma’qul (yg hanya bisa dijangkau akal, abstrak) dalam bentuk  konkrit yg dapat dirasakan indra manusia sehingga akal mudah menerimanya. Perumpamaan  orang riya Al-Baqarah:264. “Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yg di atasnya ada  tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah ia bersih (tidak bertanah). Mereka  tidak menguasai sesuatupun dari apa yg mereka usahakan” 

  2. Menyingkapkan hakikat-hakikat dan mengemukakan sesuatu yg tidak tampak seakan akan sesuatu yg tampak. Al-Baqarah 275. “Merka yg memakan (mengambil) riba tidak dapat  berdiri melainkan seperti berdirinya orang yg kemasukan setan lantaran (tekanan) penyakit  gila”. 

  3. Mengumpulkan makna yg menarik lagi indah dlm ungkapan yg padat, seperti amsal  mursalah dan kaminah. 

  4. Mendorong orang yg diberi masal untuk berbuat sesuai dg isi masal. Al-Baqarah 261.  “Perumpamaan (nafkah yg dikeluarkan oleh) orang-orang yg menafkahkan harta mereka di  jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh butir, pada tiap-tiap  butir seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagia siapa yang Ia kehendaki. Dan Allah  Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui” 

  5. Menjauhkan isi masal, jika isi masal berupa sesuatu yg dibenci jiwa. Al-Hujurat 12  “Dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di  antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentu kamu merasa jijik  kepadanya” 

  6. Untuk memuji orang yg diberi masal. Al-Fath 29 “Demikianlah perumpamaan (masal)  mereka dalam Taurat dan perumpamaan (masal) mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman  yang mengaluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi  besarlah ia dan tegak lurus di atas pokoknya. Tanaman itu menyenangkan hati penanam penanamnya, karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan  orang-orang Mukmin)” 

  7. Untuk menggambarkan sesuatu yg mempunyai sifat yg dipandang buruk oleh orang  banyak.Orang yg dikarunia Kitaullah tetapi ia tersesat. Al-A’raf: 175-176 “…maka  perumpamaan (masalnya) seperti anjing jika kamu menghalaunya dijulurkannya lidahnya dan  jika kamu membiarkannya ia menjulurkan lidahnya (juga). Demikian itulah perumpamaan  (masal) orang-orang yang mendustakan ayat-ayat kami…” 

  8. Amsal lebih berpengaruh pada jiwa, lebih efektif dalam memberikan nasihat, lebih  kuat dalam memberikan peringatan dan lebih dapat memuaskan hati. “Dan sungguh Kami telah  membuat bagi manusia di dalam Al-Qur’an ini setiap macam perumpamaan (masal) supaya  mereka mendapat pelajaran” Al-Zumar 27. “Dan perumpamaan-perumpamaan (amsal) itu kami buat untuk manusia; dan tidak ada yang  memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu” Al-Ankabut 43. 

Membuat Masal dengan Al-Qur'an

Ulama tidak menyukai penggunaan ayat-ayat Al-Qur’an sebagai masal ketika menghadapi  urusan duniawi. Seperti “kamu datang menurut waktu yang ditetapkan wahai Musa” Thaha 40 

“Tidak ada yang menyingkapkan selain dari Allah”. Al-Najmu 58 

Ibnu Syihab al-Zuhri berkata: “janganlah kamu menyerupakan (sesuatu) dengan Kitabullah dan  Sunah Rasul"